VOLUME 43. N0 43. Halaman 43. Cimahi 2020
Cimahi – Fenomena radikalisme di Indonesia hingga hari ini masih menjadi perbincangan yang menarik dan terus menghangat. Radikalisme masih menjadi masalah serius bagi banyak kalangan. Jika kita refleksi ke belakang, semenjak tragedi WTC dan Pentagon 11 September 2001, kosakata radikalisme dan terorisme memang banyak menjadi headline di media massa, buku, dan jurnal akademik. Berkaitan dengan itu, menjadi benar ungkapan Sidney Jones (2003) bahwa ancaman terorisme dan radikalisme di Indonesia itu nyata. Oleh karena itu sebagai bagian dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Achmad Yani, merasa perlu untuk terlibat dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme yang merupakan bagian dari ancaman global tersebut.
Dipilihnya milenial yang diwakili oleh pelajar SMA/Sederajat sebagai peserta kegiatan, tidak lepas dari berbagai riset dan juga fakta yang menunjukkan potensi generasi muda yang semakin terpapar radikalisme melalui internet, maupun pelaku aksi terorisme itu sendiri yang tidak lagi mengenal usia. Pada kegiatan ini, peserta berasal dari unsur masyarakat umum yang terdiri dari perwakilan pelajar SMA/Sederajat yang ada di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Selain pelajar, juga turut hadir perwakilan guru SMA/Sederajat. Adapun jumlah peserta secara keseluruhan berjumlah 150 orang yang berasal dari 35 sekolah, dengan latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari sekolah negeri, swasta dan pesantren.
Puncak kegiatan “Sosialisasi Pencegahan Radikalisme dan Terorisme kepada Siswa Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bandung Barat” ini dilaksanakan pada 12 Desember 2019 bertempat di Ruang Simulasi DPR Gedung Jenderal TNI Mulyono Fisip Unjani. Adapun rangkaian acara secara substantif diselingi oleh aktivitas istirahat, solat dan makan berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
Pembekalan materi pertama disampaikan oleh Dandim 0609/Bandung Letkol Arh. Teguh Waluyo, S.IP., dengan materi, “Pencegahan Radikalisme dan Penguatan Nasionalisme”. Pada kegiatan ini juga dilaksanakan dua pelatihan, pertama pelatihan terkait dengan bagaimana menyikapi keberagaman dalam bermasyarakat yang disampaikan oleh Dosen Jurusan HI Fisip Unjani Iing Nurdin, Ph,D., adapun pelatihan kedua disampaikan oleh Dosen Jurusan HI Fisip Unjani lainnya Tholhah, M.H.I. Setelah menerima materi dari para narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan focus group discussion yang di moderatori oleh Dosen HI Fisip Unjani, Muhammad Fauzan Alamari, M.H.I. Untuk menumbuhkan inisiatif para peserta, kegiatan diakhiri dengan leaderless group discussion mengenai peran pelajar dalam deradikalisasi yang dikoordinir oleh Dosen HI Fisip Unjani, Renaldo Benarrivo, M.Hub.Int.
Selama proses penjajakan kegiatan ke sekolah-sekolah, terdapat beberapa sekolah yang telah mendapatkan sosialisasi serupa dari BNPT. Oleh karena itu kegiatan ini menyasar sekolah-sekolah yang belum mengikuti sosialisasi pencegahan radikalisme. Respon peserta sangat antusias selama kegiatan, karena ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Terlebih lagi kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan yang mengakomodir preferensi milenial. Pada kegiatan ini para peserta dapat mengetahui dan memahami potensi ancaman dan upaya-upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. Mereka juga diharapkan dapat menjadi role model dengan menyampaikan apa yang mereka dapat selama proses kegiatan kepada kawan-kawan yang lain yang tidak mengikuti kegiatan ini di sekolah masing-masing.
kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut didanai oleh Lppm Unjani.
Leave a Reply